‘Age’ is always growing, and left behind a lot of memories. Thus here we are, am try to record every single golden moment in my short life journey with you all.

nuffnang

Isnin, 18 Jun 2012

Kopi 'O', Ubi, Keledek, Ikan kering gelama bakar: Kampung Kahang

Dua puluh tahun lalu, tatkala cuaca begini redup bumi dibasahi hujan, aku sedang asyik meyuakan air kopi o pahit bersama ubi kayu cicah sambal.

Sesekali mengerling keluar melihat titisan air hujan mengalir dari atap zink rumah yang berderap-derap bunyinya.

Di balik pokok manggis sana kelihatan air hujan mencurah-curah dan dedaunan itu beralun-alun. Tiba-tiba angin dingin menyapu tubuh. Segera aku merentap kain sarung ke tubuh dan merapatkannya hingga ke bahu. Terhenjut-henjut menahan kesejukan hingga ke tulang dalam!

Ubi kayu dan keledek rebus terus dicubit dan disuap ke mulut. Sesekali ekor ikan kering gelama bakar diselitkan di celah ubi itu dan ditelan enak. Aroma kopi o pekat berbau di hidung! Ketara sekali.

Usai sarapan, sama ada aku akan menyambung lena. Atau pun turun ke laman rumah. Bermain air hujan tanpa mengenal sejuk atau terkenangkan demam, yang ada di lubuk hati hanyalah liburan dan riang-ria si kanak-kanak.

Atau pun aku berada di parit ban sana untuk menahan lukah dan menangkap ikan sepat, puyu, putih, sebarau, perik, baung untuk dibuat lauk nanti!

Ahhhh!... Petanda aku kerinduan bau selut, tanah, pasir dan keindahan tanaman di kampung halaman....

Era 1940-1980an: Makanan di waktu usai bekerja keras membuka dan meneroka tanah. Keledek, ikan gelama kering dan sambal tumis


"Keledek, ubi, ikan gelama kering bakar, sambal tumis mak anjang!"

Ini adalah antara 'desert' pembuka selera yang bakal dihidangkan ketika projek "Jambori di Kampung Kahang"... peerkhhhhh

blog comments powered by Disqus

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails