Semua orang maklum. Bahkan kafir harbi (kafir yang amat memusuhi Islam) pun tahu. Hutang mesti dibayar. Hutang mesti dilangsaikan!
(Gambar: Contoh Surat Kutip Hutang. Untuk gambar yang lebih jelas, sila double klik di atas gambar tersebut >>>)
Namun ada orang itu hanya tahu berjanji dan buat hutang, tetapi bab nak bayar (?!) ... memang liat. Seliat daging ayam tua goreng. Begitu payah untuk menggigit dan menelannya.
Syarikat merundum, kadang-kala bukannya disebabkan produk tidak bagus. Jauh sekali perkhidmatan selepas jualan tidak baik.
Tetapi disebabkan penghutang yang liat dan tak mahu bayar hutang menjadikan perniagaan rebah, tak bermodal! (huh! menyusahkan semua orang lah!).
Pening juga menguruskan hutang ini!
Boss pernah bertanya, "hai! Takkan masa awak belajar tak ada diajarkan cara-cara memungut hutang?" (aderk!! Buat-buat tanya pulak orang tua ni)
Di universiti, terutama di dalam bidang Pentadbiran Perniagaan atau Perakaunan, kita tidak diajar cara-cara hendak memungut hutang. Kaedah buat hutang adalah!
Jadinya, terjadilah fenomena lambakan hutang tetapi bila hendak pungut hutang masing-masing teraba-raba, terkial-kial. (huhuhuhu)
Kita hanya diajar bagaimana hendak buat hutang, mencari pemiutang (membuat kertas kerja dan memohon pinjaman di bank-bank) dan mengoptimakan pelaburan. Tidak pernah sekali pun terdengar pensyarah-pensyarah memberikan kuliah cara-cara mengutip hutang!
Budaya, Sikap Dan Didikan Orang Tua
Faktor yang lain ialah didikan orang tua. Mak cakap tak perlu susah-susah mintak hutang. Malu katanya hendak minta hutang. Macam orang minta sedekah pula.
"Tahulah si pulan tu bayar hutang kita. Tak payahlah nak minta-minta sangat. Malu tengok dek orang"
"Habis tu mak, kalau dia tak bayar-bayar juga?"
"Dia akan tanggung dosa. Hidupnya tak aman. Mati pun tak aman. Kat akhirat nanti dia akan bawa hutangnya di bahu sambil berdengkut-dengkut mencari pemiutang. Lagipun kalau kita niat sedekah kan lagi elok. Dapat banyak pahala. Nanti Tuhan akan tambahkan rezeki kita!"
(Yeap betul tu. Tapi kalau hutangnya beribu raban, juta-jutaan macam mana? Kalau setakat seposen dua, atau seringgit dua boleh lagi dimaafkan atau diikhlaskan sahaja. Ini sampai periuk nasi kita sendiri terabai. Malah ditaburinya pula 'pasir'.)
Justeru maza nak usulkan kepada Kementerian Pendidikan, agar matapelajaran memungut hutang diwujudkan di kolej-kolej, dan universiti-universiti.
Dari itu ah-long dan cetty juga mendapat manfaat. Mereka menjadi terarah dalam kaedah-kaedah memungut hutang yang porfesional, amalan baik dan berbudi perkerti mulia.
Malah penghutang juga terselamat dari mangsa keganasan. (walhal akibat dirinya juga yang liat bayar hutang!) (rujukan kes yang liat bayar hutang aje tau).
Berikut maza hendak berkongsi firman Allah SWT di dalam Al Quran Nuur Qarim.
"Dan barangsiapa berbuat demikian dengan hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah" An. Nisa: 36"
by maza
Sesungguhnya, semua ini telah kuperhatikan,
BalasPadamsemua ini telah kuperiksa, yakni bahwa orang-orang yang benar dan
orang-orang yang berhikmat dan perbuatan-perbuatan mereka, baik kasih
maupun kebencian, ada di tangan Allah; manusia tidak mengetahui apapun
yang dihadapinya.
Segala sesuatu sama bagi sekalian; nasib orang sama: baik orang yang
benar maupun orang yang fasik, orang yang baik maupun orang yang jahat,
orang yang tahir maupun orang yang najis, orang yang mempersembahkan
korban maupun yang tidak mempersembahkan korban. Sebagaimana orang yang
baik, begitu pula orang yang berdosa; sebagaimana orang yang bersumpah,
begitu pula orang yang takut untuk bersumpah.
Inilah yang celaka dalam segala sesuatu yang terjadi di bawah matahari;
nasib semua orang sama. Hati anak-anak manusiapun penuh dengan
kejahatan, dan kebebalan ada dalam hati mereka seumur hidup, dan
kemudian mereka menuju alam orang mati.
Tetapi siapa yang termasuk orang hidup mempunyai harapan, karena anjing yang hidup lebih baik dari pada singa yang mati.
Karena orang-orang yang hidup tahu bahwa mereka akan mati, tetapi orang
yang mati tak tahu apa-apa, tak ada upah lagi bagi mereka, bahkan
kenangan kepada mereka sudah lenyap.
Baik kasih mereka, maupun kebencian dan kecemburuan mereka sudah lama
hilang, dan untuk selama-lamanya tak ada lagi bahagian mereka dalam
segala sesuatu yang terjadi di bawah matahari.
Mari, makanlah rotimu dengan sukaria, dan minumlah anggurmu dengan hati
yang senang, karena Allah sudah lama berkenan akan perbuatanmu.
Biarlah selalu putih pakaianmu dan jangan tidak ada minyak di atas kepalamu.
Nikmatilah hidup dengan isteri yang kaukasihi seumur hidupmu yang
sia-sia, yang dikaruniakan TUHAN kepadamu di bawah matahari, karena
itulah bahagianmu dalam hidup dan dalam usaha yang engkau lakukan dengan
jerih payah di bawah matahari.
Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu
sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan
hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi.
Lagi aku melihat di bawah matahari bahwa kemenangan perlombaan bukan
untuk yang cepat, dan keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat, juga
roti bukan untuk yang berhikmat, kekayaan bukan untuk yang cerdas, dan
karunia bukan untuk yang cerdik cendekia, karena waktu dan nasib dialami
mereka semua.
Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap
dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam
jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang,
kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba.